Cara Identifikasi Sebuah Koreksi dan Penerusan Trend
Dengan berakhirnya sebuah koreksi, maka momentum penerusan trend akan terjadi dengan kemungkinan trend akan berlanjut searah dengan sebelum terjadinya koreksi. Ke tiga cara tersebut adalah:
1. Harga break pada level corrective high untuk uptrend atau corrective low untuk downtrend.
2. Harga break pada upper corrective channel (garis channel sebelah atas) untuk uptrend, atau break pada lower corrective channel (garis channel bawah) untuk downtrend.
3. Indikator RSI break searah dengan trend sebelum terjadinya koreksi.
Harga Break Pada Level Corrective
Break pada level corrective high adalah seperti contoh GBP/USD daily diatas. Trader bisa entry sell pada saat gelombang B berakhir, dan entry buy pada saat level B ditembus (break). Trader bisa entry buy diatas level corrective high setelah harga benar-benar break level B.
Harga Break Pada Corrective Channel
Koreksi yang berulang akan cenderung membentuk sebuah channel, baik pada uptrend maupun downtrend. Berakhirnya koreksi ditandai dengan penembusan garis channel sesuai dengan arah trend sebelum terjadi koreksi. Pada contoh GBP/JPY daily diatas trader bisa entry buy setelah harga benar-benar menembus (break) garis channel downtrend bagian atas, atau entry pada zona breakout channel.
Indikator RSI Break Searah dengan Trend Sebelum Terjadinya Koreksi
Dalam hal ini identifikasi breakout tidak harus menggunakan analisa gelombang koreksi ABC, tetapi berdasarkan pola pergerakan indikator RSI yang bergerak searah dengan trend pergerakan harga, dan kemudian break ke arah yang berlawanan. Pada contoh EUR/USD H4 diatas trader bisa entry buy diatas level break RSI.
Cara ini memang agresif mengingat setelah RSI break bisa saja terjadi koreksi lagi. Cara paling aman adalah menggabungkan analisa gelombang koreksi ABC dengan RSI break.
Comments
Post a Comment