Jenis Data Fundamental Dalam Trading Forex

Data dan analisis fundamental sering didengar dalam membahas seberapa baik kinerja perusahaan public. Jarang yang menggunakannya dalam trading forex. Umumnya trader lebih sering mengandalkan analisis teknis dan memahami pasar dengan bantuan berbagai indikator.

Pada umumnya terdapat 7 jenis berita fundamental forex yang paling berpengaruh, yaitu tingkat pengangguran , produk dosmetik bruto (GDP), tingkat inflasi konsumen (CPI), suku bunga, nonfarm payroll, penjualan eceran, dan purchasing manager's index (PMI).

Non Farm Payrolls (NFP)

Laporan yang dikeluarkan oleh biro statistik tenaga kerja amarika serikat ini termasuk ke dalam laporan paling penting pada kegiatan ekonomi yang terjadi. Hampir sebagian besar trader menantikan perilisan data ini karena pengaruhnya yang besar terhadap pergerakan mata uang USD. NFP umumnya dirilis setiap hari jumat pertama setiap bulan, dan dapat menggerakkan harga lebih dari 100 pips.

Produk Domestik Bruto (GDP)

Data GDP dapat mengukur kesehatan perekonomian semakin naik dan mata uang suatu negara semakin kuat. Sebaliknya, jika GDP menurun maka dapat menjatuhkan nilai tukar mata uang di pasar forex. Terlebih jika negara tersebut mengalami resesi.

Laporan GDP umumnya dirilis dalam basis kuartal atau tiga bulan sekali. Data GDP kuartal pertama dipublikasikan pada bulan april, mei, atau juni. Data GDP kuartal kedua umumnya dirilis pada juli, agustus, atau september.

PMI (Purchasing Manager's Index)

Dibuat berdasarkan hasil survei terhadap manajer-manajer purchasing dalam sektor tertentu di suatu negara, data PMI termasuk salah satu yang paling berpengaruh dalam forex trading terutama sektor manufaktur dan jasa.

Periset akan menanyakan responden terhadap penilaian terhadap prospek bisnis dalam enam bulan ke depan. Termasuk rekrutmen atau PHK, pesanan baru yang naik atau justru menurun, dan sebagainya. Evaluasi akan dilakukan dengan mencermati skor yang diperoleh. Jika berada di atas ambang bawah 50 menandakan sektor berekspansi, sementara itu jika skor berada di bawah 50 menandakan sektor mengalami resesi.

Suku Bunga

Perubahan suku bunga acuan yang ditentukan oleh bank sentral dalam kerangka kebijakan moneter juga termasuk data fundamental. Selain itu, instrumen kebijakan moneter lain seperti program pembelian atau penjualan obligasi dan quantitative easing juga disoroti karena berpotensi mempengaruhi permintaan atau penawaran uang.

Bank sentral umumnya akan mengadakan rapat berkala sebulan sekali untuk menentukan perubahan kebijakan moneter ke depan. Data dari rapat ini, termasuk suku bunga dan penjualan obligasi dapat mendorong permintaan terhadap suatu mata uang dan mengakibatkan nilai tukar menguat. Saat suku bunga rendah dan quantitative easing maka akan menaikkan penawaran mata uang dan menyebabkan nilai tukarnya melemah.

Tingkat Pengangguran

Sebagian besar negara di dunia menyusun data statistik tingkat pengangguran secara berkala. Beberapa negara maju seperti amerika serikat, inggris, dan jepang mempublikasikan datanya setiap bulan. Data tingkat pengangguran yang lebih rendah dari ekspektasi pasar umumnya akan memicu penguatan mata uang terkait.

Penjualan Eceran (Retail Sales)

Pada data ini dilakukan pencatatan total penjualan di barang suatu sektor tak memperhitungkan jasa di dalamnya. Indikator ini sangat bermanfaat untuk mengukur tingkat pengeluaran konsumen. Jika retail sales meningkat maka upah akan naik dan diikuti oleh peningkatan konsumsi, sehingga mata uang pun juga mengalami kenaikan.

Tingkat Inflasi Konsumen

Mengukur laju pertumbuhan harga-harga barang dan jasa di suatu negara dibandingkan dengan basis tahun dasar tertentu untuk mengetahui tingkat inflasi konsumen. Inflasi yang berlebihan memang berbahaya, namun dalam tingkat yang moderat tetap dibutuhkan oleh perekonomian untuk memastikan perekonomian terus bertumbuh seiring waktu.

Bank sentral negara maju umumnya akan menargetkan tingkat inflasi 2 persen, sedangkan bank sentral negara berkembang umumnya menargetkan inflasi di kisaran 3-4 persen. Jika tingkat inflasi melebihi target maka bank sentral akan menaikkan suku bunga dengan tujuan mengendalikan kenaikan harga-harga. Namun jika inflasi tak tercapai, maka bank sentral akan mengurangi suku bunga demi mendorong kenaikan harga.




Note:
Apabila membutuhkan Free materi dan info lebih lanjut hubungi 03315106055.
Free materi soft copy hub wa admin 081258066174
Info Private/class trading premium berbayar (dibimbing selamanya sampai profit konsisten dan mandiri). Kunjungi akses langsung web kami www.wijayatrading.com

Comments

Popular posts from this blog

Tingkatan Seorang Trader

SNR, BEST TRADE STRATEGY!