Strategi Menghindari Kesalahan Entry Trading

Kesalahan entry trading merupakan salah satu biang kerugian yang banyak ditakuti para trader. Selain menghadirkan loss sebagai dampak negatif, kekeliruan memilih posisi entry trading forex bisa menyebabkan efek psikologis yang merugikan, dan jika tidak hati-hati, bisa berujung pada overtrading.

Bayangkan saja, trader sudah susah payah mengidentifikasi trend dan berusaha menangkap peluang sebaik mungkin. Ketika sudah entry trading, trend justru berbalik dan mengikis dana trader. Di lain waktu, trader sudah berhati-hati supaya tidak begitu saja mengartikan penerusan trend. Dengan merencanakan open trade di arah yang sebaliknya dari trend saat ini, trader berharap bisa mengenali pembalikan harga dan mendapat keuntungan trading forex di awal trend. Namun sekali lagi, trader terkecoh setelah entry trading, karena sinyal pembalikan yang sebelumnya muncul ternyata hanya sekedar koreksi. Harga justru selanjutnya kembali dalam trend semula, dan dana trader kembali tenggelam dalam kerugian.

Dalam bahasa trader awam, salah entry trading adalah keadaan di mana "open buy harga malah turun, sudah dituruti sell tapi harga justru naik". Agar tak terjebak dalam situasi serupa, trader dianjurkan untuk memastikan akurasi entry trading forex sebelum bertindak. Nah, 3 kiat berikut akan mengungkapkan cara-cara yang bisa dilakukan:

1. Lakukan Analisa Entry Trading Di Sesi Penutupan

Pasar forex memang aktif 24 jam penuh selama hari kerja. Namun demikian, bukan berarti tidak ada rekomendasi khusus tentang waktu terbaik untuk analisa entry trading. Walaupun trader tidak diharuskan untuk mengikuti jadwal tertentu, agar akurasi entry trading tetap terjaga, sebaiknya lakukanlah analisa setelah penutupan pasar New York. Mengapa harus seperti itu?

Di waktu ini, pasar baru saja mengakhiri sesi New York dan beralih ke Sydney. Volume perdagangan di sesi ini sangatlah rendah, sehingga trader tak akan menemui banyak noise di chart. Hal itu jelas akan mempermudah trader mengamati support resistance, sinyal, ataupun trend harian. Sebagai catatan, sebaiknya gunakan time frame harian (D1) untuk memaksimalkan fungsi analisa entry trading ini.

2. Sebelum Entry Trading, Selaraskan "TLS"

Berkaitan langsung dengan konfirmasi entry trading, tips ini menyebutkan "TLS" (Trend, Level, Sinyal) sebagai komponen-komponen yang harus mendukung satu sama lain sebagai syarat open trade. Contohnya, ketika trader mengandalkan sinyal price action untuk entry trading forex, maka perhatikan juga bagaimana trend dan level support resistance-nya.

Formasi bullish pin bar (sinyal buy) yang memantul dari suatu level kunci. Karena level tersebut adalah support teruji yang sedang beralih fungsi sebagai resistance, maka sinyal buy pin bar dianggap sudah terkonfirmasi. Bersamaan dengan kondisi tersebut, trend harga tampak sedang menguat (up). Nah, kondisi seperti inilah yang menunjukkan keselerasan antara Trend, Level, dan Sinyal.

Sedangkan untuk entry trading sell, sebaiknya perhatikan pula bagaimana kesesuaian antara Trend, Level, dan Sinyal. Apabila sinyal sudah mengirimkan alarm sell tapi trend dan level tidak mendukungnya, maka sebaiknya jangan entry trading dulu karena akurasi open trade seperti itu sangat diragukan.

3. Manfaatkan Pending Order

Fitur pending order memberikan kemudahan tak terkira bagi mereka yang benar-benar ingin menghindari kesalahan entry trading forex. Pada dasarnya, pending order memungkinkan trader menentukan suatu level entry yang baru akan tereksekusi di masa mendatang. Dengan demikian, open trade baru akan benar-benar terlaksana ketika harga menyentuh level yang sudah trader targetkan.

Ada 2 jenis pending order yang paling umum digunakan untuk membantu trader menghindari kesalahan entry trading, yaitu limit dan stop.




Penerapan Limit Order

Limit order cocok digunakan untuk para pengguna strategi reversal, karena pada dasarnya memfasilitasi trader untuk entry trading buy di bawah harga saat ini, atau merencanakan level sell di atas harga sekarang.

Dalam hal ini, target level yang dipasang dalam order buy ataupun sell limit bisa disesuaikan dengan level kunci yang menjadi katalis pembalikan harga. Tentunya, diperlukan analisa terlebih dulu untuk mendapatkan level kunci seperti itu.

Support resistance, level-level pivot, atau batas psikologis adalah contoh level yang biasanya diamati sebagai katalis. Katakanlah EUR/USD saat ini sedang merosot dan mendekati support kunci 1.1210. Karena prediksi pasar mengisyaratkan pair tersebut akan beralih bullish, trader bisa mengantisipasi peluang buy dengan menempatkan buy limit di 1.1210.

Penerapan Stop Order

Stop order paling bermanfaat untuk trader yang gemar "berselancar dengan trend". Order buy stop nyatanya memungkinkan trader untuk entry trading, hanya ketika harga sudah menyentuh level yang lebih tinggi dari harga saat ini. Sementara itu, sell stop hanya akan mengaktifkan open trade sell ketika harga sudah menyentuh level yang lebih rendah dari harga sekarang.

Dalam hal ini, target level dari stop order adalah yang diperkirakan sebagai konfirmator penerusan trend. Sebagai contoh, ketika EUR/USD menguat dan berpotensi menembus (breakout) resistance 1.1250, maka Anda bisa menjadikan 1.1250 sebagai target level dalam buy stop order. Dengan demikian, Anda tak perlu khawatir seumpama harga gagal menguat sampai ke 11250 dan justru selanjutnya menurun, karena tak ada satupun order yang tereksekusi dan menimbulkan floating minus pada akun Anda. 

Note:
Apabila membutuhkan Free materi dan info lebih lanjut hubungi 03315106055.
Free materi soft copy hub wa admin 081258066174
Info Private/class trading premium berbayar (dibimbing selamanya sampai profit konsisten dan mandiri). Kunjungi akses langsung web kami www.wijayatrading.com

Comments

Popular posts from this blog

Tingkatan Seorang Trader

SNR, BEST TRADE STRATEGY!